BIOLOGI DAN BAHASA
A. Biologi dan Bahasa
Studi yang
memusatkan perhatian pada dasar-dasar biologis bahasa dan peralatan-peralatan
otak yang mendasari pemerolehan dan penggunaan bahasa ialah ilmu
neurolinguistik. Sejak kira-kira satu abad yang lalu, sudah ada asumsi
dasar bahwa ada kaitan langsung antara bahasa dan otak. Yang selalu dicari
jawabannya hinga sekarang ialah di mana pusat-pusat dalam otak manusia untuk kemampuan
dan perlakuan (competence dan performance), yang disebut lokalisasi
(localization). Menurut teori-teori yang lebih dapat diandalkan (Fromkin
& Rodman, op.cit), bahasa itu khususnya berhubungan erat dengan otak
sebelah kiri manusia (left hemisphere).
Dr. Paul
Broca mengatakan, kemampuan berbicara kita berpusat pada otak sebelah kiri.
Broca melaporkan bila luka atau sakit pada bagian depan (anterior) otak
sebelah kiri manusia maka mengakibatkan artikulasi kata yang kurang terang,
bunyi-bunyi ujar yang kurang baik lafalnya, kalimat-kalimat yang tidak
gramatikal, dan ketidaklancaran dalam berbicara. Penyakit seperti ini di
kalangan ahli neurologi disebut Broca's aphasia atau lupa bahasa
Broca. Jadi, lupa bahasa itu suatu kelainan dalam berbicara yang meskipun
bunyi-bunyi ujarannya terputus-putus, penuh keraguan, dan tidak terang
penyampaiannya, tetapi kata-katanya masih bermaka dan dapat dipahami oleh orang
lain. Sebaliknya, kalau ada luka atau kerusakan pada otak bagian belakang (posterior),
maka pembicara mengucapkan bunyi-bunyi ujar yang lancar dan tidak
terputus-putus, akan tetapi tidak ada makna bagi pendengarnya. Orang
yang menderita semacam ini, bukan berarti kehilangan kecerdasan otak umum (intelligence),
tetapi kehilangan kemampuan pemahaman, dan terjadi suatu pemisahan antara
sintaksis dan makna semantik, sehingga sukar dimengerti orang.
Keterangan
1. daerah Broca;
2. daerah Wernicke;
3. anterior/
4. posterior/
Dr. Paul Broca mengatakan, kemampuan
berbicara kita berpusat pada otak sebelah kiri. Broca mengemukakan bila luka
atau sakit pada bagian depan (anterior) otak sebelah kiri manusia maka
mengakibatkan artikulasi kata yang kurang terang, dan ketidaklancaran dalam
berbicara. Penyakit seperti ini di kalangan ahli neuorologi disebut Broca’s
aphasia atau lupa bahasa Broca (Suherman. 2005: 9)
Menurut hasil-hasil
penelitian, otak sebelah kiri (left hemisphere) dan otak sebelah
kanan (right hemisphere) mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda. Perkembangan
fungsi verbal otak sebelah kiri di sebut lateralisasi (lateralization). Banyak
orang yang mengira bahwa asimetri otak hanya terdapat pada otak manusia,
tetapi bukti-bukti yang ditemukan menunjukkan bahwa secara anatomi dan
fungsional, burung kenari (canary) dan semacam burung kutilang (zebra
finch) di antara sekian hewan-hewan yang telah diteliti, juga memiliki
lateralisasi. Kerusakan pada otak sebelah kiri mengakibatkan penyakit
lupa bahasa, akan tetapi kerusakan pada otak sebelah kanan tidak
meyebabkan penyakit lupa bahasa, meskipun akibat-akibat lain seperti
problem-problem persepsi ruang dan pengenalan (recognition) ruang dan
pola-pola (patterns), serta kekurangmampuan lain, kemampuan untuk
mengenal pola-pola secara keseluruhan (persepsi Gestalt), pengenalan wajah
orang dan ruang, dan juga kemampuan bahasa secara terbatas (Zaidel, 1975),
seperti dilaporkan Fromkin & Rodman (op.cit).
B.
Sejarah
Lahirnya Psikolinguistik
Psikolinguistik sebagai
cabang penelitian berawal pada tahun 1951, pada sebuah konferensi di Cornell,
USA. Area penelitian bahasa ini setidaknya berakar pada tiga disiplin ilmu,
yaitu linguistik, psikologi dan neurofisiologi.
Sedangkan dalam
keterangan lain disebutkan bahwa lahirnya psikolinguistik sebagai suatu istilah
ilmiah adalah sejak tahun 1954; tahun penerbitan karya bersama Charles E.
Osgood and Thomas A. Sebeok, yangberjudul ―Psycholinguistics, A Survey of
Theory and Recearch Problems” di Bloomongton. Sejak itu istilah
psikolinguistik semakin sering dan banyak dipakai, suatu indikasi bahwa
perhatian sudah bertambah banyak pada cabang ilmu ini.
Kemajuan sudah jelas
terlihat, sebab tujuh tahun kemudian tepatnya tahun 1961 muncullah karya Sol
Soparta (ed) Psycholinguistics, A Book of Reading sebagai hasil
kerjasama Sol Soparta dengan Komite Linguistik dan Psikologi pada Social
Science Research Council. Dalam buku tersebut, dua pendekatan yang berdiri
sendiri telah muncul, yang satu melalui linguistik struktural, dan satu lagi
melalui psikologi behavioral. Sang linguist yang berbicara mengenai bahasa
dalam istilah-istilah yang deterministik atau terarah ingin mengetahui
―dapatkah seorang pembicara mengatakan ini?‖,
sedangkan sang psikolog yang melihat bahasa sebagai salah satu dari sekian
banyak pola tingkah laku atau behavior yang dapat dipelajari, lebih banyak
kemungkinan dan bertanya ―faktor-faktor apakah yang beroperasi yang menyebabkan
pembicara mengatakan ini pada saat ini? (Suherman. 2005:8).
Berkaitan dengan
perkembangan psikolinguistik dunia, terdapat tujuh hal yang menjadi tonggaknya.
Ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Psikolinguistik
dimunculkan tahun 1950 oleh George Miller & Charles Osgood.
2. Tahun
1951 ada Seminar Psikolinguistik di Universitas Cornell dengan sponsor The
Social Science Research Council (SSRC): Pakar psikologi: Pakar Linguistik: 1)
John Caroll 1) Joseph Greensberg; 2) Charles Osgood 2) Floyd Lounsbury; 3)
Thomas A. Sebeok 9;
3. John
Carroll, dkk. (1953) mengadakan Seminar Psikolinguistik di Universitas Indiana
4. Terbit
Psycholinguistics: A Survey of Theory and Research Problems (Osgood
& Sebeok, 1954)
5. Sosialisasi
bidang psikolinguistik dengan format yang sama terdapat pada 1) International
Journal of American Linguistics; 2) The Journal of Abnormal and Social
Psychology
6. Usaha
itu diperluas oleh Southwest Project in Comparative Psycholinguistics dengan
mengadakan konferensi di berbagai tempat, yakni: 1) Kedwibahasaan di
Universitas Columbia, 10-111 Mei 1954; 2) Isi Psikolinguistik di Universitas Illinois, 9-10 Pebruari 1955; 3)
Proses Asosiasi dlm Prilaku verbal di Universitas Minnesota, 25-26 April 1955; 4)
Dimensi Makna Analisis dan Pendekatan Eksperimental di Universitas Yale, 17-18
Mei 1956; 5) Gaya bahasa di Universitas Indiana, 17-19 April 1958; 6) Apasia di
Universitas Boston, 16 Juni-25 Juli 1965; 7) Kesejagatan Bahasa di Gold House,
Dobbs Ferry, 13-15 April 1961; dan 8) The Annual Symposium of the Association
Francaise de Psychologie di Neuchatel, 1962
7. Terbit
buku-buku ihwal psikolinguistik, antara lain: 1) Trends in Content analysis (I de
Sole Pool (Ed.), 1959); 2) Style in Language (Sebeok (Ed.), 1960, 1964);
3) Approaches to the Study of Aphasia (Osgood & Murray S. Miron, 1963)
10; 4) Universals of Language (Greensberg,
1963); 5) Psycholinguistics: A Book of Readings (Sol Saporta (Ed.),
1961); 6) Psycholinguistics: A Survey of Theory and Research Problems (Osgood
& Sebeok (Ed.), 1965); 7) A Survey of Psycholinguistics Research
1954-1964 (Diebold & Miller, 1965); 8) Language & Language
Acquisition (Lowenthal, Vandamme, Cordier, 1967); 9) Papers on Language
Acquisition, Language Learning and Language Teaching, (Henning Wode (Ed.),
1983); 10) Psycholinguistics: An Introduction to The Psychology of Language (Foss
Donald & David T.hakes (1978); 11) Handbook of Applied
Psycholinguistics: Major Thrusts of Research and Theory (Rosenberg Sheldon
(Ed.), 1982); 12) Psycholinguistics (Michael
Garman, 1990)
Perkembangan linguistik
di Indonesia ditandai dengan terbitnya buku-buku psikolinguistik seperti:
1)
Psikolinguistik (H.G.Tarigan,
1985)
2)
Psikolinguistik Moden (Mangantar
Simanjuntak, 1987)
3)
Aspek-aspek Psikolinguistik (Mansur
Pateda, 1990)
4)
Psikolinguistik (Sri
Subyakto-Nababan, 1992)
5)
Psikolinguistik (Soenjono
Dardjowidjojo, 2002)
6)
Psikolinguistik (Abdul
Chaer, 2003)
C.
Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1) Siapa yang dianggap pelopor
kemunculan psiolinguistik?
2) Keilmuan apa saja yang mendasari
kemunculan psikolinguistik?
3) Kegiatan apa yang menjadi tonggak
munculnya psikolinguistik?
4) Jelaskan konsep awal psikolinguistik!
5) Bagaimana perkembangan
psikolinguistik di Indonesia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar