Jumat, 13 Maret 2015

LANJUTAN MODUL 2 FILSAFAT BAHASA STKIP PGRI PACITAN

LANJUTAN MODUL 2
FILSAFAT BAHASA STKIP PGRI PACITAN
SEMESTER GENAP 2014 / 2015
Berdasarkan pendapat (Boechari 1966: 241-248) prasasti tersebut sebagai berikut ini.
1)      Prasasti yang mempergunakan Bahasa Sanskerta:
Prasasti Mulawarman di Kutai tahun 400 M;  Prasasti Kebon Kopi di Ciampea  Bogor tahun 400 M;  Prasasti Tugu  Kampung Batutumbu Desa Tugu Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi  abad ke-5 M; Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul di Desa Lebak, Kecamatan
Munjul Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten  abad ke-5;  Prasasti Ciaruteun Ciampea Bogor; Prasasti Muara Cianten atau Prasasti Pasir Muara, Ciampea, Bogor tahun 536; Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor, abad ke-5; Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Ciampea, Citeureup, Bogor; Prasasti Tukmas, Dakawu, Grabag, Magelang, Jawa Tengah tahun 500; Prasasti Canggal, Candi Gunung Wukir, Desa Kadiluwih, Salam, Magelang, Jawa Tengah tahun 732; Prasasti Tri Tepusan, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah  842 M;  Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255; Prasasti Wurare, Kandang Gajak, Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto, 1289 M
2)      Prasasti yang mempergunakan Bahasa Melayu, baik bahasa Melayu Kuna maupun Melayu Klasik (Pertengahan): 
Prasasti Sojomerto, Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Batang, Jawa Tengah, awal abad ke-7 paling tua;  Prasasti Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan, 16 Juni 682 M ; Prasasti Talang Tuwo, Palembang, Sumatera Selatan, 23 Maret 684 M;  Prasasti Kota Kapur, Kota Kapur, Bangka, 686 M; Prasasti Bukateja, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah abad ke-6 atau ke-7;  Prasasti Karang Brahi, Karangberahi, Jambi, abad ke-7;  Prasasti Telaga Batu, Palembang, Sumatera Selatan, abad ke-7; Prasasti Palas Pasemah, Palas,Lampung, abad ke-7; Prasasti Raja Sankhara, Sragen, Jawa Tengah, abad ke-8 (kini hilang);  Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah, 824 (dwibahasa, Melayu Kuna dan Jawa Kuna);  Prasasti Gandasuli I dan II, Candi Gondosuli, Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, 832 M; Keping Tembaga Laguna, Manila, Filipina, 900 m; Prasasti Hujung Langit, Hujung Langit, Lampung, 997 M;  Prasasti Dewa Drabya, Dieng, Jawa Tengah;  Prasasti Mañjuçrighra, Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, 2 November 792M;  Prasasti Terengganu, Trengganu (Malaysia), (abad ke-14, yaitu 1303, 1326 atau 1386); Prasasti Minyetujoh, Minye Tujuh, Aceh, 1380.
3)      Prasasti-prasasti berikut berbahasa Jawa, baik Jawa Kuna (Kawi) maupun Baru: 
Prasasti Plumpungan, Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Juli 750M; Prasasti Sukabumi, Sukabumi, Pare, Kediri, Jawa Timur, 25 Maret 804 M;  Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah (dwibahasa), 824 M;  Prasasti Siwagrha (Prasasti kakawin tertua Jawa), 856;  Prasasti Taji, 901;  Prasasti Mantyasih, Desa Meteseh, Magelang Utara, Jawa Tengah, 11 April 907;  Prasasti Rukam, 907;  Prasasti Wanua Tengah III, 908;  Prasasti Wurudu Kidul, tanpa tahun 922; Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255; Prasasti Sarwadharma, pemerintahan Kertanegara, 1269;  Prasasti Sapi Kerep, Desa Sapi Kerep, Sukapura, Probolinggo, 1275; Prasasti Singhasari 1351, Singosari, Malang, Jawa Timur, 1351; Prasasti Ngadoman, Ngadoman (Salatiga), Jawa Tengah, 1450;  Prasasti Pakubuwana X, Surakarta, Jawa Tengah, 1938.
4)      Bahasa Bali:
Prasasti Blanjong, Sanur, Bali, 913 (dwibahasa, Bali Kuna dan Sanskerta);  Prasasti Bebetin, Sawan, Buleleng, Bali, 1049 (salinan dari asli yang berasal dari tahun 896);  Prasasti Pandak Badung, Tabanan, Bali, 1071;
5)      Bahasa Sunda:
 Prasasti Astana Gede, Kawali, Ciamis, Jawa Barat tahun 1350;  Prasasti Batutulis, Bogor tahun 1533; Prasasti Kebantenan, Bekasi, Jawa Barat tahun 1521; Prasasti Galuh, Galuh, Ciamis, Jawa Barat tahun 1470;  Prasasti Rumatak, Geger Hanjuang, desa Rawagirang, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat tahun 1111; Prasasti Cikajang, Cikajang, Garut, Jawa Barat; Prasasti Huludayeuh, Huludayeuh, desa Cikalahang, Cirebon, Jawa Barat;  Prasasti Ulubelu, Lampung; Prasasti Cikapundung, prasasti yang diduga dari abad ke-14, Bandung, Jawa Barat
6)      Bahasa Portugis: 
Padrão Sunda Kelapa, Pasar Ikan, Jakarta Utara, 21 Agustus 1522


Berdasarkan uraian di atas sangatlah jelas bahwa peran dari bahasa memegang peran yang sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada saat itu.  Peran Raja dan kaum Bangsawan sangat dominan dalam mewujudkan aturan tentang bahasa yang dipergunakan oleh seluruh masyarakatnya.  Dengan demikian posisi seorang Raja pada masa itu sangat strategis yang memerlukan pendidikan yang mempergunakan bahasa sebagai subyek dan objek dalam rangka peningkatan kompetensi seorang raja.  Pada masa itu raja merupakan posisi tertinggi yang ada di suatu daerah di ndonesia yang wilayahnya bisa luas sangat tergantung dari kecakapan rajanya.  Semakin tinggi tingat kecakapan raja maka wilayahnya semakin luas.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar