Jumat, 13 Maret 2015

MODUL 2 PERKEMBANGAN FILSAFAT BAHASA BAGIAN PERTAMA HAKIKAT FILSAFAT BAHASA

MODUL 2

PERKEMBANGAN FILSAFAT BAHASA

BAGIAN PERTAMA
HAKIKAT FILSAFAT BAHASA

A.     Pendahuluan
Semangat luar bisaa! Anda telah menyelesaikan modul pertama yang membahas tentang berbagai metode pembelajaran scientific. Penulis berharap pemahaman yang tuntas tentang materi yang disajikan pada modul tersebut dapat membantu dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model scientific.

Dengan demikian penulis mengharapkan pembaca untuk mulai mempelajari modul kedua. Paparan pada modul ini juga sangat penting akan membahas tentang perkembangan filsafat bahasa akan membahas perkembangan filsafat bahasa  dari jaman Yunani, jaman Romawi, jaman pertengahan, dan jaman Modern.  Selain itu membahas tokoh-tokoh terkenal filsafat bahasa pada jamannya.
Standar kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari bab ini sebagai berikut:
1.    Mahasiswa mampu beradaptasi dalam penyelesaian permasalahan yang kaitannya dengan bahasa;
2.    Mahasiswa menguasai konsep atau teori filsafat bahasa secara mendalam;
3.    Mahasiswa mampu menjelaskan persoalan bahasa dengan logika atau penalaran yang disebut dengan pendekatan ilmiah atau scientific bukan sebatas kira–kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata;
4.    Terjadi interaksi antara dosen dan  respon mahasiswa yang bertujuan untuk merubah arah pemikiran mahasiswa tidak menyimpang dari alur berpikir logis;
5.    Mahasiswa mampu untuk menggunakan metode scientific dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan perkembangan filsafat bahasa dari jaman dulu sampai sekarang;
6.    Mahasiswa mampu untuk mengaplikasikan penggunaan bahasa dalam kehidupan nyata dengan mempertimbangkan konsep dan teori yang telah ada.
Secara umum modul kedua bab 1 ini akan mempelajari: 1) Hakikat Filsafat Bahasa; 2) Perkembangan Filsafat Bahasa Pada Jaman Yunani; 3) Perkembangan Filsafat Bahasa Pada Zaman Romawi; 4) Perkembangan Filsafat Bahasa Pada Jaman Pertengahan; 5) Perkembangan Filsafat Bahasa Pada Jaman Modern.

B. Hakikat Filsafat Bahasa
.           Secara etimologi menurut Sudarsono (2008) istilah filsafat berasal dari: Bahasa Arab berasal dari kata falsafah;  dalam bahasa Inggris berasal dari kata philosophy.  Kedua istilah itu berakar dari bahasa Yunani yaitu philosophia memiliki dua unsur yaitu: philein yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan.   Secara keseluruhan dapat kita simpulkan bahwa pengertian filsafat itu sendiri adalah ilmu mengenai cinta kebijaksanaan. Belajar filsafat berarti belajar kebijakan, atau setidaknya ketika kita belajar filsafat berarti kita belajar atau menjadi manusia yang mencintai “kebijakan.
             Filsafat bahasa  menekankan peran bahasa sebagai media pemikiran dan hubungan manusia  dengan realitas dalam kehidupan (Adrián Slavkovský,R.  Michal Kutáš, 2013).  Selain itu juga arti atau makna kata atau kalimat dalam  penggunaan bahasa, pengetahuan tentang bahasa dan hubungan antara bahasa dan realitas terutama dijadikan sebagai topik sentral dari filsafat bahasa (Adrián Slavkovský,R.  Michal Kutáš, 2013). Dengan demikian dalam filsafat bahasa, setiap pemikiran individu selalu menghubungkan secara tematik peran bahasa yang telah muncul sejak sejarah kuno yaitu dimulai adanya manusia dan tertulis pada jaman yunani dengan tokohnya Plato, Aristoteles. Pada dasarnya jangkauan filsafat dalam pemahaman kuno dan pemikiran para filsuf kuno adalah usaha-usaha intelektual untuk menjawab yang menjadi permasalahan-permasalahan dengan menggunakan pemikiran filsafat (K. Bertens, 1976). Filsafat juga mencakup disiplin-disiplin lainnya, seperti matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam, seperti fisika, astronomi, dan biologi dengan tokohnya Aristoteles. Perkembangan filsafat tersebut di atas tidak terlepas dari penggunaan bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan gagasan yang berupa teori, konsep-konsep yang diwujudkan dalam bahasa tulis dan lisan.  Dengan demikian perkembangan ilmu pengetahuan yang menjadi landasan pengetahuan pada masa kini merupakan wujud dari  fungsi dan manfaat dari bahasa.
Dengan demikian bahasa sebagai sarana untuk mengembangkan gagasan baik ilmu alam, ilmu sosial, matematika, ilmu kesehatan, ilmu bahasa itu sendiri dengan mempergunakan simbol, lambang dan tanda yang tersistem yang mempunyai makna tertentu.  Oleh karena itu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan  pengkajian makna atau arti yang tersirat dari tanda, lambang, atau simbol tadi memerlukan pemikiran filsafat dengan mempergunakan bahasa sebagai alatnya.
 Dengan demikian filsafat bahasa merupakan ilmu gabungan antara linguistik dan filsafat yang menyelidiki kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasar-dasar konseptual dan teoretis linguistik.  Dengan demikian tidak mempelajarai filsafat berarti kita telah mempelajari filsafat bahasa karena kajian dari filsafat menggunakan objek bahasa.  Tetapi jika kita mempelajari bahasa belum tentu kita menggunakan pemikiran filsafat tetapi pada jika kita mempelajari ilmu semiotika atau makna kata secara otomatis kita mempejari filsafat bahasa. Menurut Kinayati Djojosuroto (2007: 452) menambahkan bahwa filsafat bahasa merupakan bidang filsafat khusus yang membahas tentang hakikat bahasa, unsur-unsur pembentuk bahasa, hubungan bahasa dengan pikiran manusia, hakikat bahasa sebagai sarana komunikasi dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Pendapat yang sama filsafat bahasa merupakan: (1) kumpulan hasil pikiran para filosof mengenai hakikat bahasa yang disusun secara sistematis untuk dipelajari dengan menggunakan metode tertentu, (2) metode berpikir secara mendalam (radik),  logis, dan universal  mengenai hakikat bahasa (Hidayat, 2009: 13).
Filsafat bahasa merupakan sebuah kajian teori tentang bahasa yang berhasil dikemukakan oleh para filsuf pada saat manusia telah mempergunakan akal pikirannya yang diwujudkan dalam bentuk bahasa tulis yang telah berhasil mereka lakukan.  Bahasa tulis yang telah dilakukan oleh oleh manusia pada mas lalu dengan adanya kajian filsafat bahasa sejak jaman Romawi berhasil mendokumentasikan teori-teori yang berkembang pada masa lalu yang menjadi dasar kajian pada masa sekarang.  Namun demikian kemajuan kebudayaan terjadi di dunia Barat, China, dan Jepang sehingga menjadi dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan pada masa sekarang yang tidak jauh berbeda dengan masa lalu.  Dengan bahasa mereka dapat mengkaji ilmu lain baik ilmu alam, ilmu sosial, ilmu Ketuhanan, ilmu astronomi, dan sebagainya yang menggunakan bahasa sebagai sarana kajian. 
Walaupun demikian dalam rangka mencari suatu pemahaman, para filsuf harus mempelajari ilmu lain seperti: fisika, biologi, matematika, seni, sejarah, teknologi informasi, dan lain-lain. Dalam memahami suatu makna yang terkandung dalam simbol, tanda, dan lambang yang tersistem memerlukan pengetahuan yang komplek karena hasilnya merupakan sebuah kebijaksanaan yang dapat diterima oleh semua pihak.  Apalagi menyangkut ilmu hukum atau ilmu kedokteran yang memerlukan kepastian yang hubungannya dengan kematian atau nasib manusia. Dengan demikian semakin tinggi resiko yang diambil oleh seseorang dalam memaknai suatu tanda bahasa maka semakin tinggi kompetensi seseorang. 
Sopir bus pariwisata “Sang Engon” yang tidak mengindahkan adanya tanda bahwa sejak dinihari jam 03.00 WIB pagi telah berangkat dari Kota Bojonegoro untuk mengikuti pengajian di Pekalongan dan dalam perjalanan pulang pada saat melewati Tol Jatingaleh Semarang tidak dapat mengendalikan busnya akhirnya menabrak pagar pembatas jalan yang akhirnya terguling menewaskan 16 penumpang.  Berdasarkan peristia tersebut dapat kita ambil hikmah bahwa jika kita diberikan suatu amanah jika ada tanda-tanda mengantuk atau lelah maka sebaiknya kita istirahat sebentar apapun alasannya.  


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar